24 September 2008

~ grey ~

Disaat ini,
denganmu,
berbagi tawa,
berbagi petualangan,
berbagi sedih,
berbagi timpaan amarah,
berbagi sepeda,
berbagi headlamp,
berbagi mie goreng,
berbagi pisang goreng,
berbagi black currant ..

Di Gereja,
di punclut,
di cabe rawit,
di unpar,
di cipaganti,
di madtari,
di the rach,
di sumur,
di cikapayang,
di rumahmu,
di unpar,
di Mahitala,
di bebek ..
jika boleh untuk selamanya,
namun jikapun Tuhan membawamu pergi dari sisiku besok, atau saat ini,
aku akan menangis memang,
namun diberi ijin habiskan beberapa saat dalam hidupku bersamamu,
sungguh adalah berkat teramat indah,
berkat teramat besar,
indah,
sebuah paket yang dikirim dari surga,
menemani hatiku,
dalam hidup kali ini..
Jika boleh aku meminta,
Bapa di sorga.. jangan bawa yang ini pergi ..

09 September 2008

~ Bahasa Kasih ~

Untuk dapat menyelami indahnya gelap, kita perlu mengenal terang ..
untuk mengerti pentingnya pahit, kita harus mampu mengecap manis ..
untuk tau bagaimana indahnya dicintai, kita perlu mencintai dengan tulus ..

Waktu maen terakhir kali ke Bandung, seseorang sempat berujar begini untukku “Kenapa? Kaget liat aku keras banget begini? Ya memang beginilah aku, aku memang dididik selalu dengan keras begini. Beda ama kamu, makanya kamu ngga kae orang batak, karena dididiknya juga lembut, pake bahasa kasih ..”

Saat itu aku memang hanya mampu terhenyak mendengar pembicaraan hampir 1 jam antara dia dengan Bapak-Ibunya bergantian diseberang lain sinyal telepon. Penolakan, bantahan, berusaha menjelaskan, nada sengit, dan tidak ada 1 senyumpun yang terulas dalan hampir 1 jam pembicaraan itu. Melihatnya saja aku cape, apalagi kalau jadi dia yang setiap hari harus menelan semuanya, sendirian..

Bahasa Kasih? Jadi dengan itu aku dididik selama ini? Untuk beberapa teman yang mengenal keluargaku cukup dekat memang kadang takjub dengan Keluarga Sibarani-nya kita, Ngga bisa juga aku jelasin disini tapi aku merasa sangat beruntung karena dititipkan pada Bapak & Mama yang ngga pemarah, aku ngga pernah tau rasanya dipukul Bapak ato Mamaku gimana, yang aku ingat adalah 1x pinggangku dicubit Mamaku karena dengan suksesnya aku membalikkan lemari berisi pajangan-pajangan kaca, hanya untuk ngumpet dari pencarian kakakku ..
Saat aku hampir membumi hanguskan rumah karena nda sengaja membakar sofa diruang tamupun aku justru mendapatkan pelukan dari Bapakku karena aku hanya mampu menangis sesenggukan dan minta maaf.. Mamaku gimana? Kata Bapak ”Mama seneng, karena sekarang kita harus beli sofa baru..” hemh .. ..

”Masa loe gak pernah dibentak ama Bokap loe siy Jo? Kok bisa” Hemh.. kenyataannya memang begitu, kok bisa? Ya karena aku memang ngga memberi dia alasan untuk marah-marah juga kali ya.. Pernah liat Bapak marah? Tentu pernah, didepan pegawai-pegawainya dan ke kakak-kakakku yang cowo. Ke kami anak-anak perempuannya, untungnya ngga pernah. No wonder Bapak jadi ”the Bestest” buat aku.. J

Untuk beberapa teman yang sempat kenal ama Bapak & Mama juga selalu bilang begitu.. Aku beruntung dititipkan Tuhan pada mereka ..

Pun saat kami anak-anaknya memilih hal-hal penting dalam hidup kami, seingatku mereka ada untuk mendukung kami. Kalaupun perlu mempertahankan keinginan, jika memang masuk akal ya akan tetap didukung. Aku misalnya, waktu dulu mau kuliah ternyata lulus masuk USU tapi kuliahnya di Sastra Inggris, aku minta dibolehin kuliah di UNPAR yang jelas-jelas swasta karena aku lebih suka kuliah di HI dari paad Sastra Inggris. Ngga panjang-panjang penjelasannya, Bapak akhirnya bilang ”Ya udah, kalo menurutmu itu lebih baik, tapi baik-baik di Bandung ya, kamu sendirian disana nanti”

Pernah ngga permintaan kami ngga disetujui, sering. Apalagi kalo udah soal minta dibeliin barang yang agak mahal & fungsinya ngga begitu jelas, susah pasti dikasihya. Kae dulu waktu sepatu DocMart lagi heboh, saat aku bisa pake sepatu gaya itu ya dengan bantuan kakakku, ngga boleh soalnya ama Bapak. Jadi pinjem duit kakakku lalu tiap bulan duit jajajku dipotong.. ha ha ha panjang ya..

Bahasa Kasih .. Mungkin bahasa itu juga yang dialirkan Bapak saat nyuruh kami mengunjungi sodara-sodara yang ”berselisih” dengan Bapak di kampungnya. Kalian harus tetap baik-baik sama keluarga kita yang lain, kalo kami yang tua-tua agak berselisih ngga berarti kalian ikutan begitu.. hemh.. agak-agak aneh ya he he ..

Tapi, jika seseorang dididik dengan keras, teramat keras malah.. ngga berarti dia juga hanya boleh mengenal bahasa itu. Bahasa Kasih itu teramat indah, menyebarkan kedamaian di Bumi..
Aku juga pernah berusah membangun hubungan denagn landasan kasih dengan seseorang, yang memberikan terbaik untuk dia dan apa yang kami sedang jalani dan hanya berserah. Pada saat kemudian semuanya selesai dengan dia, tidak berhasil naik kelas ke level hubungan lebih tinggi, aku lebih lega, setidaknya sudah berusaha baik, dan tanpa penyesalan diakhirnya..

Bahasa kasih..

Saat ditanya seperti apa tepat Bahasa Kasih itu, benarnya aku juga agak bingung menjelaskannya, yang pasti kasih memberi dan tidak mengharapkan kembali..

03 September 2008

~ blackberry ~

dibangunkan suara sms yang masuk pagi itu..
" udah bangun?"
"udah, kita Gereja jam berapa jadinya?"
"Belon tau, tp ky ny jam 9, siap2 aja ya nanti kujemput"
Pagi itu di Ciumbuleuit aku agak ribet sendiri, mulai dari buru-buru karena koatir kamu tiba-tiba udah jemput, ribet karena harus ganti dari pake terusan jadi ke celana jeans dan kaos aja, begitu tau kamu naik motor, tapii ternyata, di rumahmu juga keriwuhan yang sama terjadi.
Jam 8.55 dan kita kembali membelah jalanan bandung, berkelat-kelit diantara kendaraan yang belum begitu ramai, Riau jadi tujuan pertama kita, dan tiba di Gereja HKBP itu acaranya sudah dimulai. Untung kami setuju ngga masuk ditengah-tengah acara yang sudah berjalan 30 menit lebih itu. Lalu setelah nelpon adik-adikmu yang ntah sedang terjebak dimana .. "Kita Gereja di Maulana aja yo.." akhirnya meluncur kembali ke sekitaran Dago..

GKI Maulana Yusuf, wah gila ntah kapan terakhir kali aku ikut kebaktian di Gereja ini. Dulu, dulu sekali semasa kuliah aku selalu habiskan saat-saat kebaktian minggu ku disini, bernyanyi, berdoa dan memanjatkan pujian .. dan sekarang disini lagi, bersama mu, menyenangkan.
kali ini kali kedua bersamamu di Gereja, dan banyak rasa yang kemudian membaur dihatiku.. .. aku biarkan saja rasa itu begitu, mengalir begitu saja seperti saat pertama hadirmu dalam hidupku, seperti hadiah dari sorga.

lalu melanjutkan hari ini, sehabis kebaktian langsung ke Maranatha, makan disana, memenuhi janjimu beberapa ahri lalu mau ngajakin aku makan pangsit enak :)
Grey, aku pikir tadinya sisa hari ini akan kita lalui dirumah saja, bermalas-malasan di depan tipi, ternyata lagi-lagi kita sudah menjelajah antah berantah, berpacu dengan deru motormu di ketinggian dago pakar. Mencoba jalur-jalur sempit, keluar dari jalan aspal, menyusuri jalan setapak, berputar kembali saat bertemu jalan buntuk, ujrak-ujrakan, berpacu dengan gerimis yang mulai turun dan meluruskan punggung sejenak sambil menatap Bandung, dari ketinggian.
Denganmu banyak hal biasa menjadi teramat tidak biasa.. yaa, efek hati ini sih, hati yang belum tau kau, hati yang mau tau kau jauh Grey..

Inget saat kita akhirnya keluar di Cicaheum dan kamu kaget karena rem belakang yang blong, ah gila.. kita lanjutkan juga perjalanan pulang dengan lebih santai dan rem nya kembali normal ha ha ha .. ternyata tadi sepertinya dia kepanasan menghadapi turunan tanpa henti dari ketinggian.

Cabe rawit, akhirnya kita berhenti sejenak disana, membayar pegal karena ujrag-ujragan sepanjang siang tadi dengan Blackberry Juice, Raspberry Juice dan Float double berry. lagi-lagi kamu maunya dipesenin, dipilih untukmu, hemh.. :)

.. dan disini kembali aku melihat dan mendengar itu lagi, pembicaraan dengan nada tinggi dengan rumahmu. Banyak hal aku ngga bisa dan ngga berani comment tentang itu, banyak hal yang ngga mamp diterima akal sehat dan nalarku. Hah Grey, aku hampir menangis, untungnya kau menjauh dengan telepon ditelingamu, dan aku hanya mampu bermain sendiri dengan pikiranku akan mereka yang ada diseberang teleponmu. Semoga aku bukan salah satu alasan omelan dan nada tinggi yang kudengar itu, semoga Grey. Aku sudah memesan gelas kedua saat kemudian kau kembali dan menumpahkan semua uneg-unegmu, syukurnya kau masih mau cerita, hapus gelisahku, kurangi cemasku akan mu. kamu keras sekali grey, keras sekali menghadapi mereka, tapi kaenya memang begitu bahasa yang kamu tau, begitu mereka mendidik kamu ..
Dan sore ini, senyumanmu hilang lagi dari wajahmu..

Jam 6 lewat saat kau antar aku kembali ke Cihampelas, aku harus pulang ternyata ya, kembali ke Jakarta, kembali ke kehidupanku. 18.30, seperti 2 minggu lalu aku meninggalkan bandung, tapi kau tidak menunggu aku sampai hilang, kusut di wajahmu membawa kau pergilebih cepat.
"Blg ya kl da nympe..ati2.." satu sms kuterima.

Grey terimakasih ..
Bapa di sorga.. terima kasih..

~ diantara rintik hujan senja itu ~

Jam digital ditanganku menunjukkan angka 12:18 saat aku memasuki jalan cihampelas yang riuh dengan banyaknya manusia yang memilih menghabiskan sabtu minggu terakhir, sebelum puasa, di bandung. Langitnya mendung, dan jalanan masih basah. mungkin sekarang musim hujan telah bener-benar tiba, menggantikan hari-hari terik dan kering di pulau jawa ini. Sudah tidak ada bau hujan yang tersisa, lelah sudah dia mencumbui bumi.
"aku udah nyampe, kamu dimana?" aku kirimkan pesan singkat pada langit. ngga lama, kira-kira 10 menit kemudian ada yang menyapa dengan senyuman di wajahnya. "aku jalan kaki kesini, yok kerumah dulu" hemh.. senyuman itu.

Dan kembali aku menyusuri Cipaganti ditemani sejuknya kota bandung dan pohon menjulang, menyeberang, menyusuri gang kecil dan hoplaa, rumahmu. Masih seperti terakhir aku kesini, Gerbang itu menyambutku dengan deritannya, kamu belum minyaki dia juga..

Lalu, makan siang di rumahmu, Bandungku kali ini diawali dengan ayam (lagi) dan sayuran hijau.. enak - enak - enak ha ha ..

Grey,
lalu penjelajahan dimulai di atas motor hitam mu.. menyusuri jalanan basah bandung, menyalib diantara mobil-mobil, angkot, pun diantara motor-motor yang menggila, berpacu untuk duluan, mendahului awan gelap yang kembali berarak diatas langit bandung.
Belok ke Ciumbuleuit, masuk ke punclut, jalur tanah dan aspal lagii, mendaki dan terus saja mendaki.. hingga akhirnya tiba di pertigaan pangkalan AU. ah.. Lembang di sore hari.

Segelas Yoghurt di Sumur dan rentetan pembicaraan lucu mengalir, aku senang dapat menatap wajahmu dekat, dapat melihat kau tersenyum sore ini, senyuman sangat jarang ada diwajahmu Grey, apalagi tawa, namun sore ini.. kau tertawa, dan itu indah.
lalu Cikole, ah.. langit ngga memberi ijin untuk kita ke Cikole, berbelok ke Maribaya, mampir di De Ranch, mencoba berlindung dari ribuan titik air yang tumpah ke bumi. Duduk bersamamu dan menikmati rintik hujan, bersama segelas susu mocca, ha ha .. aku berhasil membuatmu banyak tertawa lagi, sore ini.

Lama menanti hujan lelah turun, namun akhirnya langit mau berdamai dan menghentikan guyuran hujannya, langsung kita berpacu lagi dengan dingin udara lembang menuju Maribaya. Katamu kau mau tau jalur ke Dago lewat Maribaya :)
Merosot dan merosot terus.. jalanan turun nan curam itu membawa aku merosot di jok belakang motormu, apalagi saat isengmu kambuh, gila!

Dan jam 23.00 malam ini saat bersamamu harus berakhir, setelah menikmati bebek goreng di Dago yang wueennnaakkkk banget. Melihat kamu bengong, ngga berani menulis menu itu lucu! "Kamu yang nulis ya, bisa kacau dunia kalo aku nulis" ha ha ha .. .. dan 2 bebek (1 paha, 1 sayap), 2 nasi, 2 es jeruk kita selesaikan dengan cepat, o iya, kau dengan 2x tambah sambel dan 1x tambah nasi :) bagoszzhh Grey!!

Juga beberapa saat bersama saudara-saudaramu, itu indah dan menyenangkan..


Grey, untuk hari ini .. terima kasih.
Bapa di sorga.. terima kasih.