09 September 2008

~ Bahasa Kasih ~

Untuk dapat menyelami indahnya gelap, kita perlu mengenal terang ..
untuk mengerti pentingnya pahit, kita harus mampu mengecap manis ..
untuk tau bagaimana indahnya dicintai, kita perlu mencintai dengan tulus ..

Waktu maen terakhir kali ke Bandung, seseorang sempat berujar begini untukku “Kenapa? Kaget liat aku keras banget begini? Ya memang beginilah aku, aku memang dididik selalu dengan keras begini. Beda ama kamu, makanya kamu ngga kae orang batak, karena dididiknya juga lembut, pake bahasa kasih ..”

Saat itu aku memang hanya mampu terhenyak mendengar pembicaraan hampir 1 jam antara dia dengan Bapak-Ibunya bergantian diseberang lain sinyal telepon. Penolakan, bantahan, berusaha menjelaskan, nada sengit, dan tidak ada 1 senyumpun yang terulas dalan hampir 1 jam pembicaraan itu. Melihatnya saja aku cape, apalagi kalau jadi dia yang setiap hari harus menelan semuanya, sendirian..

Bahasa Kasih? Jadi dengan itu aku dididik selama ini? Untuk beberapa teman yang mengenal keluargaku cukup dekat memang kadang takjub dengan Keluarga Sibarani-nya kita, Ngga bisa juga aku jelasin disini tapi aku merasa sangat beruntung karena dititipkan pada Bapak & Mama yang ngga pemarah, aku ngga pernah tau rasanya dipukul Bapak ato Mamaku gimana, yang aku ingat adalah 1x pinggangku dicubit Mamaku karena dengan suksesnya aku membalikkan lemari berisi pajangan-pajangan kaca, hanya untuk ngumpet dari pencarian kakakku ..
Saat aku hampir membumi hanguskan rumah karena nda sengaja membakar sofa diruang tamupun aku justru mendapatkan pelukan dari Bapakku karena aku hanya mampu menangis sesenggukan dan minta maaf.. Mamaku gimana? Kata Bapak ”Mama seneng, karena sekarang kita harus beli sofa baru..” hemh .. ..

”Masa loe gak pernah dibentak ama Bokap loe siy Jo? Kok bisa” Hemh.. kenyataannya memang begitu, kok bisa? Ya karena aku memang ngga memberi dia alasan untuk marah-marah juga kali ya.. Pernah liat Bapak marah? Tentu pernah, didepan pegawai-pegawainya dan ke kakak-kakakku yang cowo. Ke kami anak-anak perempuannya, untungnya ngga pernah. No wonder Bapak jadi ”the Bestest” buat aku.. J

Untuk beberapa teman yang sempat kenal ama Bapak & Mama juga selalu bilang begitu.. Aku beruntung dititipkan Tuhan pada mereka ..

Pun saat kami anak-anaknya memilih hal-hal penting dalam hidup kami, seingatku mereka ada untuk mendukung kami. Kalaupun perlu mempertahankan keinginan, jika memang masuk akal ya akan tetap didukung. Aku misalnya, waktu dulu mau kuliah ternyata lulus masuk USU tapi kuliahnya di Sastra Inggris, aku minta dibolehin kuliah di UNPAR yang jelas-jelas swasta karena aku lebih suka kuliah di HI dari paad Sastra Inggris. Ngga panjang-panjang penjelasannya, Bapak akhirnya bilang ”Ya udah, kalo menurutmu itu lebih baik, tapi baik-baik di Bandung ya, kamu sendirian disana nanti”

Pernah ngga permintaan kami ngga disetujui, sering. Apalagi kalo udah soal minta dibeliin barang yang agak mahal & fungsinya ngga begitu jelas, susah pasti dikasihya. Kae dulu waktu sepatu DocMart lagi heboh, saat aku bisa pake sepatu gaya itu ya dengan bantuan kakakku, ngga boleh soalnya ama Bapak. Jadi pinjem duit kakakku lalu tiap bulan duit jajajku dipotong.. ha ha ha panjang ya..

Bahasa Kasih .. Mungkin bahasa itu juga yang dialirkan Bapak saat nyuruh kami mengunjungi sodara-sodara yang ”berselisih” dengan Bapak di kampungnya. Kalian harus tetap baik-baik sama keluarga kita yang lain, kalo kami yang tua-tua agak berselisih ngga berarti kalian ikutan begitu.. hemh.. agak-agak aneh ya he he ..

Tapi, jika seseorang dididik dengan keras, teramat keras malah.. ngga berarti dia juga hanya boleh mengenal bahasa itu. Bahasa Kasih itu teramat indah, menyebarkan kedamaian di Bumi..
Aku juga pernah berusah membangun hubungan denagn landasan kasih dengan seseorang, yang memberikan terbaik untuk dia dan apa yang kami sedang jalani dan hanya berserah. Pada saat kemudian semuanya selesai dengan dia, tidak berhasil naik kelas ke level hubungan lebih tinggi, aku lebih lega, setidaknya sudah berusaha baik, dan tanpa penyesalan diakhirnya..

Bahasa kasih..

Saat ditanya seperti apa tepat Bahasa Kasih itu, benarnya aku juga agak bingung menjelaskannya, yang pasti kasih memberi dan tidak mengharapkan kembali..

No comments: