20 October 2008

~ Tuhan, apakah aku meminta terlalu banyak ~

September kemaren aku baca satu cerpen di Rectoverso, judulnya "Curhat Buat Sahabat". Menurut versiku, cerpen pertama dalam rentetan 11 cerpen Rectoverso ini bercerita tentang 2 orang sahabat, lelaki dan perempuan. Namun dengan berjalannya waktu, ternyata itu bukan hanya rasa bersahabat. Ada rasa lain yang tumbuh, ada cinta dari si lelaki kepada sahabat perempuannya. Ada cinta yang membuat dia melakukan apapun untuk perempuan itu, menjadi bahu tempatnya menangis dan berkeluh kesah, menjadi orang yang menemani perempuan itu saat dia sakit, menjadi orang yang selalu ada untuk perempuan itu..
.. selalu ada ..

Saat si perempuan mengatakan "Yang kubutuhkan adalah orang yang menyayangi aku... dan segelas air putih.", "Orang... yang begitu tahu aku sakit... mau jam berapapun... langsung datang..." lalu perempuan itu bertanya "Keinginan itu... tidak ketinggian, kan?"
Seseorang yang diinginkan perempuan itu telah ada, ada dihadapannya. Namun orang itu sahabatnya.

Itu Rectoverso!

Aku & hidupku? Beberapa hari ini baru menyadari, semoga ini bukan efek Rectoverso saja, tapi sepertinya cerita itu sedang berlangsung dalam hidupku.
Sudah beberapa bulan ini aku memiliki seorang sahabat. benar-benar sahabat yang selalu ada untuk aku, saat aku ingin curhat soal kangenku pada rumah, saat dikerjaan lagi agak ribet, saat ada teman yang berselisih. Dia menjadi teman hunting foto, kempang-kemping ceria, teman nonton, teman makan, teman makan.. dia teman segalanya. Dia Sahabatku, dengan huruf S besar!

Dia baik, aku harus akui itu.
Sebenarnya sudah beberapa orang yang coba memberitahu aku bahwa dia pasti ada rasa lebih dari seorang sahabat untuk aku, tapi aku terlalu bodoh agaknya untuk itu. Pun saat aku pernah bertanya tentang kenapa dia baik sekali, aku percaya jawabannya, bahwa dia memang hanya ingin membantu aku dalam keribetan hari - hariku. Saat kemudian aku tanya tentang itu pada si sahabat itu, dia hanya kaget "Dan loe telen bulet-bulet aja jawaban gwa itu?"
Dia sahabatku, salahkah jika aku percaya dia?

Lalu sekarang aku tau sudah, rasanya itu adalah "suka".
Lalu sekarang aku tau sudah, jika baik dan segala perhatiannya adalah karena dia menyayangi aku. Aku selalu menjadi prioritas untuknya karena dia menyukai aku. Begitu katanya ..
Dan teramat bodohkan aku, jika aku tidak menyadari itu..
Aku tidak dapat membalas rasa itu, untuk aku dia memang sahabat. Tempatnya ada di folder sahabat, dan aku ngga bisa pindahkan dia dari sana.

Saat ini, aku masih dalam pencarianku, masih dalam penantianku untuk seorang "teman seperjalanan dalam hidup" ini. Dan aku tidak mampu untuk bersama dengan seorang sahabatku hanya karena aku takut dengan kesendirianku. Aku mencari, saat ini benar-benar aku sedang mencari, namun aku tau bukan dia yang kucari, bukan dia yang kunanti, hatiku tidak berkata seperti itu.

Dia, sahabatku ini, adalah orang yang selalu ada.
Keberadaannya ada seperti aku mengharapkan seseorang ada dalam hidupku. Namun, dalam hariku "rasa" yang ada, bukan cerminan rasa seperti rasanya untuk aku. Karena itu aku tak mampu membalasnya..

Saat ini, aku masih menanti seseorang. Aku masih mencari seseorang. Seseorang yang biasa saja namun memberi rasa luar biasa..
Dan Tuhan, tolong jangan katakan aku meminta terlalu banyak..

No comments: